Pages

PULAU BUNAKEN

Taman laut bunaken merupakan destinasi wisata andalan Manado, Sulawesi Utara dan merupakan salah satu taman laut terindah di dunia. Berbagai terumbu karang dan biota laut hidup dan berdesakan di taman laut bunaken.

BUKIT KASIH KANONANG

Manado merupakan Tempat wisata terbaik di sulawesi utara Ini dikarenakan orang - orang Sulawesi Utara sangat menghargai dan menghormati orang yang beda agama,keyakinan. Salah satu bukti nyata untuk menghargai tenggang rasa antar umat beragama di Manado maka didirikannya Bukit Kasih Kanonang.

Tarsius Hewan langka sulawesi utara

Tarsius adalah binatang unik dan langka. Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, . Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia. Yang paling dikenal adalah dua jenis yang terdapat di Indonesia yaituTarsius tarsier (Binatang Hantu / Kera Hantu) dan Tarsius pumilus (tarsius kerdil, krabuku kecil atau Pygmy tarsier).

Tinutuan (Bubur Manado)

Tinutuan atau dikenal juga dengan sebutan Bubur Manado merupakan makanan khas Sulawesi Utara yang paling terkenal. Di hampir semua tempat anda bisa menemukan kuliner yang satu ini.Apa bila anda sedang mengunjungi berbagai tempat wisata di Manado dan ingin menikmati lezatnya bubur Manado, maka anda dapat berkunjung ke jalan Wakeke yang merupakan pusat penjualan tinutuan..

Rujak Khas Manado (GOHU)

Rujak manado atau sering di sebut asinan rujak atau juga GOHU,ini banyak diminati orang karena rasanya yang enak ,perpaduan atara manis asin dengan pedasnya cabai . iniah yang membuat gohu ini terasa lezat,gohu banyak di jumpai di kawasan manado,tondano sulawesi utara

Senin, 03 Februari 2014

TAMAN WISATA NASIONAL TANGKOKO



 Berlokasi sekitar 60 km dari Ibu Kota propinsi Sulawesi Utara, dan sekitar 20 km dari Kota Bitung, Cagar alam Batu Angus Tangkoko yang terletak di Kelurahan Batuputih Kecamatan Ranowulu merupakan Kawasan Wisata Alam (TWA) andalan Kota Bitung dan Sulawesi Utara.
Taman Cagar alam Tangkoko adalah kawasan konservasi di yang terletak di kawasan GunungTangkoko, Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Untuk mengunjungi taman ini akan memerlukan waktu sekitar 3 jam dari Manado dan sekitar 1 jam dari Kota Bitung dan akan melewati Taman Alam Batuputih terletak antara kecamatan Bawah Batuputih dan Taman Nasional Tangkoko itu sendiri di Batuangus.
Taman Alam Batuputih meliputi area seluas 615 hektar dan merupakan sarana cocok untuk berkemah, kegiatan outbound dan relaksasi oleh pantai. Karena taman Batuputih yang paling dikunjungi oleh wisatawan, dari empat kawasan konservasi di Tangkoko.
Selain Taman Batuputih, Tangkoko juga terdiri dari Tangkoko-Batuangus Taman Nasional dengan luas total 3.196 hektar – yang meliputi Gunung Tangkoko-Batuangus dan sekitarnya – yang merupakan Taman Nasional dengan luas total 4.299 hektar (meliputi Gunung Duasaudara dan sekitarnya), dan Batuangus Taman Nasional dengan 635 hektar (terletak di antara Taman Nasional Tangkoko dan Desa Pinangunian.
Kehidupan satwa liar di kawasan Tangkoko sudah diketahui secara luas dan dikunjungi oleh Alfred Russel Wallace pada tahun 1861. Di Tangkoko, Wallace mengumpulkan spesimen babirusa dan maleo yang waktu itu sangat mudah dijumpai. Ketika itu, pasir hitam di pantai Tangkoko merupakan tempat bersarang dan penetasan telur maleo. Akibat eksploitasi oleh penduduk setempat, koloni maleo di pantai Tangkoko tidak lagi ditemukan pada tahun 1915, dan hanya tersisa sejumlah kecil koloni di pedalaman.
Kawasan Tangkoko pertama kali ditetapkan Pemerintah Hindia Belanda sebagai hutan lindung pada tahun 1919 berdasarkan GB 21/2/1919 stbl. 90, dan diperluas pada tahun 1978 dengan ditetapkannya Cagar Alam Duasudara (4.299 hektare) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 700/Kpts/Um/11/78.
Pada 24 Desember 1981, Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 1049/Kpts/Um/12/81 menetapkan kawasan ini sebagai Cagar Alam Gunung Tangkoko Batuangus.Surat keputusan yang sama menetapkan kawasan seluas 615 hektare di antara Cagar Alam Tangkoko dan Kelurahan Batuputih sebagai Taman Wisata Batuputih, dan kawasan seluas 635 hektare di antara Cagar Alam Tangkoko dan Desa Pinangunian sebagai Taman Wisata Alam Batuangus
Kawasan ini memiliki topografi landai hingga berbukit yang terdiri dari hutan pantai, hutan dataran rendah, hutan pegunungan, dan hutan lumut. Di kawasan ini terdapat dua puncak gunung: Gunung Tangkoko (1.109 m) dan Gunung Dua Saudara (1.109 m), serta Gunung Batuangus (450 m) di bagian tenggara. Di sebelah timur laut terdapat Dataran Tinggi
Kawasan ini termasuk zona iklim B, dengan curah hujan sebesar 2.500-3.000 mm per tahun, suhu rata-rata antara 20 °C dan 25 °C. Musim kemarau berlangsung dari April hingga November, dan musim hujan dari November hingga April.

    Di kawasan Taman Wisata Batu Putih terdapat tumbuhan pantai seperti ketapang, bitung, pandan, jati, dan
Pada tahun 1980 dicatat sejumlah 140 spesies burung, termasuk burung tahun (Rhythitceras cassidix) dan maleo (Macrocephalon maleo) yang endemik Sulawesi Spesies lain di antaranya pergam hijau (Ducula aenea), srigunting jambul-rambut (Dicrurus hottentottus), jalak tunggir-merah (Scissirostrum dubium), raja-udang pipi-ungu (Cittura cyanotis), udang merah sulawesi (Ceyx fallax), celepuk sulawesi (Otus manadensis), rangkok sulawesi (Penelopides exarhatus).
mahang (Macaranga).Monyet hitam sulawesi (Macaca tongkeana), tarsius (Tarsius spectrum), kuskus (Ailurops ursinus), kuskus kerdil (Strigocuscus celebensis), anoa, tupai (Tupaia sp), musang sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii).
Jenis reptilia dan ular yang dijumpai adalah ular sanca kembang (Python reticulatus), kobra (Naja naja), ular anang (Ophiophagus hannah), Tropidolaemus wagleri, soa-soa (Hydrosaurus amboinensis), biawak indicus (Varanus indicus), dan cicak terbang sayap merah (Draco sp.)Satwa laut di antaranya penyu hijau (Chelonia mydas), penyu belimbing (Dermochelys)
Tarsius di Tangkoko
Berbagai ilmuan yang datang dari berbagai belahan negara membuat Taman Cagar Alam Tangkoko telah dikenal luas di dunia,dengan tujuan untuk meneliti berbagai hayati. Salah satunya, monyet terkecil di duniaTarsius.

WARUGA ( kuburan tua )

Waruga atau kuburan tua, adalah peti kubur peninggalan zaman megalithic orang Minahasa - Daerah Sulawesi Utara (Sulut) yang berkembang pada awal abad ke-13 SM. Tetapi kemunculannya di tafsir pada sekitar abad ke-16 pertengahan.


Waruga (Kuburan Tua Orang Minahasa)
Waruga pertama muncul di daerah bukit Kelewer, Treman dan Tumaluntung Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan terus berkembang diberbagai daerah di Sulawesi Utara sampai pada awal abad 20 Masehi.

Menurut catatan sejarah, waruga berasal dari bahasa Tombulu, yakni dari kata Wale Maruga yang berarti rumah dari badan yang akan kering. Sedangkan dalam arti lainnya, yakni Wale Waru atau Kubur dari Domato (jenis tanah lilin).
Umur waruga tidak dapat dipastikan, karena bangsa Minahasa pada saat itu belum mengenal tulisan. Namun berdasarkan berbagai sumber, waruga telah ada sebelum zaman Kristianisasi atau sebelum abad 16 Masehi.
Waruga terdiri dari dua bagian, yaitu bagian badan dan bagian tutup. Bagian badan berbentuk kubus dan bagian tutup berbentuk menyerupai atap rumah.
Waruga berfungsi sebagai wadah penguburan mayat atau orang yang sudah meninggal. Pada zaman pra-sejarah masyarakat Minahasa percaya bahwa roh leluhur memiliki kekuatan magis, sehingga wadah kubur mereka harus dibuat sebaik dan seindah mungkin.
Hal yang paling menarik adalah waruga itu dibuat sendiri oleh orang yang akan meninggal. Ketika orang itu akan meninggal maka dia dengan sendirinya akan memasuki waruga yang dibuatnya itu setelah diberi bekal kubur yang selengkapanya. Kelak bila itu dilakukan dengan sepenuhnya akan mendatangkan kebaikan bagi masyarakat yang di tinggalkan.
Di daerah Sulawesi Utara banyak terdapat lokasi yang memiliki waruga. Lokasi itu disebut sebagai situs karena mengandung benda cagar budaya. Pada saat ini situs-situs itu banyak terdapat di perkampungan atau ladang penduduk.
Kompleks waruga sekarang ini sering juga disebut orang sebagi Minawanua, Makawale atau bekas kampung. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat pra-sejarah, situs-situs itu kebanyakan berada di daerah ketinggian. Situs waruga di Minahasa khususnya di Kabupaten Minahasa Utara, antara lain terdapat di Desa Treman (368 waruga), di Desa Sawangan (144 waruga), Desa Airmadidi Bawah (80an waruga) dan juga disekitar Desa Kaima, Desa Kauditan, Desa Tumaluntung, Desa Matungkas, Desa Laikit, Desa Likupang, Desa Kawangkoan Kuwil, Desa Sukur, Desa Suwaan, dan ada juga ditempat lain di Kabupaten Minahasa.
Bentang alam Kabupaten Minahasa Utara ini merupakan lembah alluviasi batuan dasar tufa. Lembah alluviasi itu terbentuk oleh material hasil pengikisan lereng gunung Klabat. Gunung berapi inilah yang menyediakan bahan batuan untuk membuat waruga.
Didalam waruga (peti kubur batu) ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda, antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manusia, periuk tanah liat, benda-benda logam, pedang, tombak, manik-manik, gelang perunggu, piring, dan lain-lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik-manik serta benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal

MONUNEM TRIKORA DI PULAU LEMBEH

Monumen Trikora (Tri Komando Rakyat)di sulawesi utara tepatnya di pulau lembeh merupakan salah satu tempat wisata sejarah Kota Bitung yang berada di Kelurahan Batu Lubang, tepian Pulau Lembeh, Kota Bitung. Monumen Trikora di Pulau Lembeh ini bisa dilihat dengan jelas dari tepian pantai kota Bitung. Ini karena Selat Lembeh yang panjangnya 16 km dan memisahkan kota Bitung dengan Pulau Lembeh ini hanya selebar 1-2 km, dan jarak dari Pelabuhan Bitung ke Pulau Lembeh ini merupakan salah satu lokasi dengan jarak yang terpendek.


Monumen Trikora, dipotret dalam perjalanan dari Ruko Pateten. Perjalanan dengan perahu motor melewati selat yang tenang ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Ketika perahu merapat di dermaga Monumen Trikora.

Suasana Selat Lembeh diambil dari tepian Monumen Trikora di Pulau Lembeh,
Di bagian kanan Monumen terdapat Pesawat DC-3 TNI-AU yang pernah digunakan dalam operasi Trikora.
Sebuah logo yang menempel di salah satu sisi badan pesawat DC-3.











Lambang garuda yang tengah terbang di latar depan logo dari pabrik pembuat mesin pesawat. Nomor seri yang dicat di bagian ekor pesawat terbaca T-482.

Pesawat DC-3 yang masih terlihat utuh dan gagah dilihat dari arah depan bawah.
 


























Lambang Negara yang posisinya telah miring, dengan sebuah prasasti di bawahnya yang berbunyi “Melalui Trikora wilayah Nusantara utuh dan sentosa.” dengan tanda tangan Presiden Soeharto di bawahnya.
Monumen Trikora di Pulau Lembeh ini dibangun pada akhir tahun 80-an. Pembangunannya merupakan inisiatif dari pemerintah daerah setempat, untuk mengenang peristiwa bersejarah dalam usaha merebut kembali Irian Barat dari tangan penjajah Belanda. Saat itu pasukan Tentara Nasional Indonesia, menjadikan Pelabuhan Bitung sebagai lokasi pendaratan awal sebelum menjalankan misi untuk membebaskan Irian Barat.

PULAU BUNAKEN




PULAU BUNAKEN



Harus diakui inilah tujuan wisata yang wajib anda kunjungi jika sedang berada di Sulawesi Utara. Tak klop rasanya jika berada di Manado Sulawesi Utara jika tidak mengunjungi pulau bunaken. Pulau bunaken sendiri memiliki luas 8,08 km² dan terletak di teluk Manad. Keindahan taman laut bunaken sudah tidak bisa disangsikan lagi, banyak pelancong yang berkunjung ke pulau bunaken yang terkesima dengan keindahan taman laut bunaken. Untuk mencapai pulau ini hanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan kapal cepat (speed boat) dari Manado. Taman laut Bunaken sendiri memiliki sekitar 20 titik penyelaman dengan kedalaman yang bervariasi hingga 1.344 meter. Dari sekitar 20 titik penyelaman, 12 titik di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken.
        Bunaken berada di Teluk Manado dengan luas 8,08 km², terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Bunaken merupakan bagian dari pemerintahan kota Manado, ibu kota Sulawesi Utara. Taman laut di sekitar Bunaken adalah bagian dari Taman Nasional yang juga termasuk laut sekitar pulau Manado Tua yaitu Siladen dan Mantehage.
         


         Di dalam Taman Laut Bunaken, pengunjung dapat melihat berbagai kehidupan laut yang menakjubkan penuh warna-warni. Untuk mencapai taman laut ini, Anda dapat menggunakan perahu motor. Perjalanan dari Manado memakan waktu sekitar 40 menit. Biaya masuk adalah Rp 25.000,00/orang.

Perairan Laut Bunaken memungkinkan orang dapat dengan jelas melihat berbagai biota laut. Ada 13 jenis terumbu karang di taman laut ini yang didominasi oleh bebatuan laut. Pemandangan yang paling menarik adalah terumbu karang terjal vertikal yang menjulang ke bawah sedalam 25-50 meter.

Manjakan mata Anda dengan 91 jenis ikan yang ada di Taman Laut Bunaken, diantaranya merupakan ikan kuda gusimi lokal (Hippocampus), koi putih (Seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), goropa (spilotocepsep hinephelus dan hypselosoma Pseudanthias), nila gasi (Scolopsis bilineatus), dan lain-lain.

Penyelam juga bisa menemukan moluska seperti kima raksasa (Tridacna gigas), ikan kepala kambing (Cassis cornuta), nautilus (Nautilus pompillius), dan tunikates atau askidian.

Bagi Anda yang menyukai scuba diving maka tempat ini merupakan tempat yang paling baik. Terdapat sekitar 20 titik penyelaman, dimana para penyelam akan mendapat kesempatan berenang di dasar laut dengan beragam biota laut yang menakjubkan.

Pastikan Anda megunjungi Bunaken selama waktu terbaiknya yaitu antara bulan Mei hingga Agustus. Di bulan inilah Anda bisa menjelajahi keseluruhan taman laut yang indah ini.

       Menyelam merupakan cara terbaik bila Anda ingin secara utuh dan jelas menikmati keindahan panorama bawah laut Bunaken. Tersedia 23 tempat snorkeling atau penyelaman. Tak usah repot-repot bawa alat menyelam sendiri karena di sana disewakan alat-alat dengan harga berkisar Rp 100 ribu per hari. Tidak hanya melihat barisan ikan bermacam rupa berseliweran dan padang rumput laut, Anda juga bisa melihat kurang lebih 390 spesies terumbu karang yang memancarkan pesona menakjubkan. Bentuknya berlekak-lekuk unik, celah-celah hingga gua atau terowongan mungil bawah laut yang mungkin mustahil ditemukan di tempat lain. Di bawah hamparan laut seluas 890,65 km2 di kawasan Teluk Manado, kita akan menemukan pesona keindahan ciptaan sang Maha Kuasa dengan menikmati terumbu karang berwarna warni. Ada lebih dari 200 jenis spesies ikan serta beragam biota laut lainnya. 
        Anda akan merasakan sensasi menyelam dengan sajian pemandangan bawah laut yang mempesona pada taman yang terletak 75 mil laut dari Pantai Manado. Lokasi menyelam ini dapat dicapai dengan perjalanan 35 menit menggunakan perahu motor. 

BUKIT KASIH KANONANG


 

BUKIT KASIH KANONANG

     Manado merupakan kota paling aman di Seluruh Indonesia. Ini dikarenakan orang - orang Sulawesi Utara sangat menghargai dan menghormati orang yang 'berbeda' baik itu agama maupun suku dan ras. Salah satu bukti nyata untuk menghargai tenggang rasa antar umat beragama di Manado maka didirikannya Bukit Kasih Kanonang.Bukit Kasih Kanonang merupakan sebuah tempat wisata rohani yang menawarkan kenikmatan dalam bertenggang rasa dimana di puncak Bukit Kasih terdapat berbagai macam tempat ibadah dari 5 agama yang diakui di Indonesia.
   Bukit Kasih ini terdapat di desa Kanonang Kawangkoan Kabupaten Minahasa. untuk menuju kesana harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari kota Manado atau sekitar 50 km arah selatan Manado menuju ke highland. informasi tambahan bahwa Bukit Kasih Kanonang didirikan pada tahun 2002 diatas tanah sebesar 4 hektar.
Foto diatas menunjukan tentang Tugu besar yang berdiri tegak di Bukit Kasih Kanonang yang dimana itu juga mewakili keragaman agama di SULUT. di dindingtiap sudut tertulis kata - kata dari kitab suci tiap agama. 
 13435274771580394959 
Foto Diatas adalah patung dan Pahatan Toar dan Lumimuut. menurut sejarah Minahasa dikatakan bahwa merekalah nenek moyang suku Minahasa asli. dan pahatan di tebing(gambar ke-2) dikerjakan oleh pemahat dari bali.
   
Foto Tangga di Bukit Kasih Kanonang. sekedar informasi bahwa untuk menuju punjak Bukit yang dimana terdapat 5 tempat ibadah Agama di Indonesia anda harus menaiki tanjakan tangga yang jumlahnya 'banyak' sob,. ba lelah noh ngana.
  

dalam gambar tampak 5 tempat Ibadah di Bukit Kasih Kanonang 
  
Gelembung dan asap yang mengepul dari dalam tanah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk memasak jagung atau milu  dan juga telur lalu dijual ke pengunjung. ini ditunjukan oleh gambar diatas.
  
info terakhir, di Bukit Kasih Kanonang juga anda dapat berendam air panas atau sekedar pijat refleksi untuk melepaskan ketegangan selama bekerja berhari-hari.